STUDI TENTANG WAYANG TIMPLONG DIKECAMATAN PACE KABUPATEN NGANJUK
Abstract
Penelitian ini dilatarbelakangi hasil pengamatan dan pengalaman peneliti, bahwa Wayang Timplong merupakan warisan budaya yang ada di wilayah Nganjuk tepatnya di Desa Jetis. Warisan budaya Wayang Timplong memiliki banyak sekali karakteristik yang berbeda dengan wayang-wayang pada umumnya. Keistimewaannya mulai dari nama, gamelan, sinden dan cerita pewayangan itu sendiri. Permasalahan peneliti adalah (1) Bagaimana Sejarah Wayang Timplong di Kecamatan Pace Kabupaten Nganjuk? (2) Bagaimana Karakteristik Wayang Timplong di Kecamatan Pace Kabupaten Nganjuk? (3) Bagaimana Prosesi Pementasan Wayang Timplong di Kecamatan Pace Kabupaten Nganjuk? (4) Bagaimana Makna Dari Cerita Wayang Timplong di Kecamatan Pace Kabupaten Nganjuk? Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif-kualitatif. Agar mencapai tujuan tersebut data dikumpulkan dengan wawancara, dokumentasi, serta observasi pada narasumber terkait. Untuk menjaga keabsahan data peneliti melakukan ketekunan pengamatan serta triangulasi sumber data. Kesimpulan penelitian ini adalah (1) Wayang Timplong diperkirakan lahir pada 1800-an Wayang Timplong pertama kali dipopulerkan oleh Mbah Boncol dari Dusun Kedungbajul Desa Jetis Kecamatan Pace. (2) Karakteristik Wayang Timplong ada pada segala sisi, seperti pada gamelan yang dipakai hanya lima, awal kiprah Wayang Timplong tidak ada sinden pengiring pementasan, wayang utama atau wayang pakem ada Sembilan. (3) pada prosesi pementasan Wayang Timplong, dalang meminta sesaji lengkap kepada orang yang memiliki hajat tersebut. Sesajinya beragam melihat hajat yang di selenggarakan. (4) Tokoh Wayang Timplong keseluruhan ada 70 karakter, namun yangpakem ada 9 wayang yaitu: Tokoh satria (Prajurit), Satria Muda, Putri Sekartaji, Ratu (Putri), Panji, Satrio Sepuh, Patih, Tumenggung dan Ratu (Kediri, Majapahit, Jenggala) tergantung cerita.
Downloads
References
Anjar Mukti Wibowo dan Prisqa Putra Ardany. 2015. Sejarah Kesenian Wayang Timplong Kabupaten Nganjuk. Jurnal Portal Garuda,5 (02): 153-171.
Atmo Harwidjoyo. 2011. Wayang dan Karakter Manusia Dalam Kehidupan Sehari-hari. Yogyakarta: Absolut.
Djati Prihantoro. 2013. Maneka Warna Wayang Jawa (Crisna, Ed) Jogjakarta: Javalitera.
Harimintaji, dkk. 1994. Nganjuk dan Sejarahnya. Nganjuk: Lingkaran Sejarah.
Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Mulyono, Sri.1976. Wayang Dan Karakter Manusia: Jakarta. PT Inti Idayu Press
Reni Rasmawati. Antawecana Dalam Wayang Wong Lakon Gatut Kaca Wishuda di Paguyuban Parikesit Klaten Jawa Tengah. Skripsi. Yogyakarta: UNY.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung. Alfabeta.
Soetarno dan Sarwanto. 2010. Wayang Kulit dan Perkembangannya. Solo : ISI Press Solo.
Septiana Pramitha. 2014. Dinamika Seni Pertunjukkan Wayang Timplong Di Kecamatan Tanjunganom Kabupaten Nganjuk dan Kontribusinya Terhadap Pendidikan Karakter Tahun 2000-2010. Skripsi. Malang : UM.
Copyright (c) 2019 Ahmad Burhan Muzaki
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Jurnal Simki Pedagogia : https://jiped.org/index.php/JSP/index is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.